2Pemeriksaan Penunjang Thalassemia pada Ibu Hamil. Ditinjau oleh: dr. Verury Verona Handayani : 18 Oktober 2020. Halodoc, Jakarta - Thalassemia adalah kelainan darah bawaan (genetik) yang terjadi ketika gen yang bermutasi memengaruhi kemampuan tubuh untuk membuat hemoglobin yang sehat, yakni protein kaya zat besi yang ditemukan dalam sel darah Pemeriksaanpenunjang pada setiap ibu hamil diperlukan un-tuk melakukan screening terhadap penyakit - penyakit yang dapat menyertai kehamilan pada setiap ibu hamil yang melakukan pemer-iksaan awal, namun pada ibu hamil dengan kunjungan ulang pemerik-saan penunjang dilakukan atas ind-ikasi. Berikut langkah-langkahnya : 1. Pemeriksaan Hemoglobin a. D Melakukan Pemeriksaan Penunjang Lab rutin (untuk semua ibu hamil) pada kunjungan pertama : 1. Kadar hemoglobin 2. Golongan darah ABO, rhesus 3. Tes HIV : ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi 4. Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria : untuk daerah endemik 22 Konsep Pemeriksaan Laboratorium Pada Ibu Hamil 2.2.1 Definisi Pemeriksaan laboratorium sadalah suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang umum dan dikerjakan pada pemeriksaan penunjang untuk mendukung suatu diagnosa. (Baety N.2012). Pemeriksaan laboratorium selama kehamilan merupakan salah satu komponen penting dalam Pemeriksaandilakukan secara berurutan dan terstruktur. Langkah-langkah pemeriksaan ini yaitu : Memperhatikan wajah ibu hamil, apakah wajah ibu hamil terlihat pucat ataupun mengalami pembengkakan. Selain itu memeriksa sclera mata. Memeriksa mulut hal yang diperiksa yaitu bibir dan juga gigi. Pemeriksaanini mengukur persentase sel darah merah dalam sampel darah. Jika ibu hamil memiliki kadar hemoglobin atau hematokrit lebih rendah dari tingkat normal, ia mungkin mengalami anemia kekurangan zat besi. PemeriksaanUSG pada trimester pertama atau usia kandungan sekitar 10-14 minggu bertujuan untuk memastikan usia kehamilan dan melihat apakah sudah terbentuk kantong kehamilan. USG yang dilakukan pada terimester pertama juga berguna untuk memastikan tidak terjadinya kehamilan di luar rahim atau kehamilan ektopik. Trimester kedua pemeriksaankhusus obstetrik dan pemeriksaan penunjang pada ibu hamil, merumuskan diagnosis dan masalah potensial, serta kebutuhan akan tindakan segera yang mungkin terjadi pada saat kehamilan (gizi kurang, oligo/polihidramnion, kehamilan mola, kehamilan ganda dan IUGR, preeklampsia dan eklampsia, perdarahan pervaginam, kelainan Pemeriksaanurine adalah jenis pemeriksaan penunjang yang sering kali dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan, fungsi ginjal, serta apakah seseorang mengonsumsi obat-obatan tertentu. Selain itu, pemeriksaan urine juga biasanya dilakukan pada ibu hamil untuk memastikan kehamilan atau untuk mendeteksi preeklamsia. Pemeriksaanfisik pada ibu hamil selain bertujuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin saat ini, juga bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada pemeriksaan berikutnya. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana (objective) 3. 10 desember 2015 status revisi : Pemeriksaan antenatal care pada ibu hamil. 5mjnKp3. Halodoc, Jakarta – Menjelang hari kelahiran yang sudah semakin dekat, ibu pasti mempunyai rasa deg-degan sekaligus bahagia akan bertemu dengan sang buah hati sebentar lagi. Tapi ibu masih perlu memantau kondisi perkembangan bayi dengan melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan lebih sering di trimester ketiga ini. Ibu juga sebaiknya memerhatikan hal-hal berikut setiap kali melakukan pemeriksaan. Ibu akan lebih sering mengunjungi dokter untuk melakukan pemeriksaan di periode akhir kehamilan ini. Jika pada trimester awal, ibu hanya sebulan sekali ke dokter kandungan, pada trimester terakhir ini, ibu perlu ke dokter minimal dua minggu sekali tergantung anjuran dokter. Beberapa pemeriksaan dasar, seperti mengevaluasi pertambahan berat badan ibu, mengukur tekanan darah, tes urin dan memeriksa jantung serta paru-paru masih tetap akan dilakukan. Tapi ada beberapa pemeriksaan penting lainnya yang akan dilakukan di trimester ketiga Pemeriksaan Kondisi Janin Bayi yang akan dilahirkan sebentar lagi perlu pemeriksaan lebih dalam untuk memastikan kondisi kesehatan bayi dan untuk mengetahui jika terdapat masalah tertentu pada bayi. Berat Badan Janin Walaupun berat badan janin yang pasti tidak bisa diketahui, namun dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memperkirakan berat badan janin, seperti pengukuran fundus uteri, USG dan melalui perhitungan akumulasi bobot badan ibu. Memperkirakan berat badan janin ini sangat penting untuk menentukan metode persalinan. Jika melalui pemeriksaan didapati bahwa bobot bayi kurang, maka ibu disarankan untuk meningkatkan konsumsi makanan yang bergizi dan menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Tapi jika bobot bayi berlebih, maka ibu mungkin disarankan untuk melahirkan secara caesar. Posisi Janin Pemeriksaan penting lainnya yang akan dilakukan di trimester ketiga adalah pemeriksaan Manuver Leopold. Dokter dapat mengetahui posisi janin dalam rahim melalui pemeriksaan tersebut, sehingga dapat menyarankan metode persalinan yang sesuai. Ada 4 tahap pemeriksaan yang akan dilakukan dokter untuk mengidentifikasi posisi kepala janin, bokong, tulang belakang, serta anggota geraknya. Jika hasil Manuver Leopold belum cukup jelas, maka USG bisa dilakukan untuk membantu menentukan posisi bayi. Posisi bayi yang normal adalah kepalanya mengarah ke bagian bawah. Bayi dikatakan sungsang jika posisi kepalanya berada di atas, sedangkan bokong dan kakinya berada di bawah. Gerakan Janin Setelah memasukki bulan ketujuh, bayi dalam kandungan sudah bisa menunjukkan gerakan aktif seperti menendang-nendang perut. Kondisi sehat atau tidaknya janin juga dapat diketahui melalui pergerakannya. Dokter akan melakukan pemeriksaan melalui tes USG dan kardiotokografi untuk memantau gerakan janin beberapa minggu sebelum persalinan. Ibu juga disarankan melakukan perhitungan pergerakan bayi sendiri di rumah. Caranya adalah dengan meraba perut. Bayi biasanya bergerak minimal 10 kali dalam sehari dan semakin aktif di malam hari. Jika tidak ada pergerakan, mungkin ia sedang tidur. Ibu bisa membantu membangunkan bayi dengan memberinya rangsangan suara atau cahaya. Skrining Streptokokus Grup B Bayi yang baru lahir rentan terkena infeksi yang disebabkan oleh streptokokus grup B. Akibatnya, bayi bisa mengalami gangguan mental, gangguan penglihatan, dan gangguan pendengaran. Jadi penting untuk melakukan skrining untuk mendeteksi adanya streptokokus grup B. Jika hasil skrinning positif, dokter akan memberikan antibiotik saat persalinan untuk melindungi bayi dari infeksi. Detak Jantung Bayi Memantau detak jantung bayi juga penting dilakukan untuk mengetahui apakah janin dalam kondisi normal atau adakah masalah tertentu pada bayi. Pemeriksaan Ibu Akan terjadi perubahan pada fisik ibu jelang persalinan. Melalui sejumlah pemeriksaan, dokter dapat mengetahui apakah tubuh ibu telah siap untuk melahirkan. Pemeriksaan Serviks Pemeriksaan yang akan dilakukan kepada ibu di trimester ketiga ini adalah pemeriksaan serviks atau leher rahim. Jelang persalinan, serviks akan mengalami perubahan karena meningkatnya kadar hormon estrogen. Hal itu menyebabkan jumlah lendir pada serviks meningkat. Dan jika sudah mendekati hari persalinan, serviks juga akan terbuka sekitar 1-2 sentimeter. Pemeriksaan Lebar Panggul Panggul memiliki peran penting dalam proses persalinan sebagai jalan keluarnya bayi. Jika ibu memiliki panggul yang sempit, maka metode melahirkan normal tidak mungkin dilakukan, karena bayi akan sulit keluar. Pemeriksaan lebar panggul ini akan dilakukan di minggi ke-36 kehamilan. Tes Darah Pemeriksaan darah pada ibu hamil bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai macam penyakit, seperti kolesterol, diabetes, hepatitis, asam urat, dan rubella. Melalui tes darah, dokter juga bisa mengetahui apakah ibu mengalami anemia atau tidak. Jika kehamilan ibu mengalami gangguan tertentu atau ibu hamil anak kembar, maka pemeriksaan berikut akan dianjurkan Tes Stress Contraction CST. Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk ibu yang memiliki kehamilan berisiko tinggi. Dengan menggunakan alat monitor fetus, respon detak jantung bayi terhadap kontraksi yang dirangsang oleh oksitosin atau stimulasi pada putting payudara akan diukur. Dengan demikian, dokter dapat menilai apakah bayi dapat bertahan melalui tekanan pada saat persalinan. Tes Non-stress. Pemeriksaan ini ditujukan untuk ibu yang hamil anak kembar atau ibu hamil yang memiliki diabetes dan tekanan darah tinggi. Ibu hamil juga bisa membicarakan tentang kondisi kesehatannya kepada dokter, tanpa perlu keluar rumah, melalui aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui Video/Voice Call dan chat untuk berdiskusi dan meminta saran kesehatan kapan saja. Ibu juga bisa membeli produk kesehatan dan vitamin yang dibutuhkan di Halodoc. Caranya sangat mudah, tinggal order dan pesanan akan diantar dalam satu jam. Jadi, tunggu apa lagi? Download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play. Ketika sudah mengetahui bahwa diri sedang hamil, selanjutnya Bumil perlu segera melakukan pemeriksaan kehamilan. Tujuannya adalah untuk memeriksa kondisi kesehatan Bumil dan janin dalam kandungan. Lalu, apa saja yang akan diperiksa dalam pemeriksaan kehamilan ini? Tujuan utama dari pemeriksaan kehamilan, atau yang dikenal juga dengan istilah antenatal care, adalah untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat. Tak hanya untuk mengevaluasi kondisi Bumil, pemeriksaan kehamilan juga penting untuk memantau tumbuh kembang janin dan mendeteksi sedini mungkin kelainan atau gangguan kesehatan, baik pada janin maupun ibu hamil. Rangkaian Pemeriksaan Kehamilan yang Perlu Dijalani Ibu Hamil Saat melakukan pemeriksaan kehamilan, umumnya dokter akan memberikan konsultasi dan mengukur berat badan serta tanda-tanda vital Bumil, yang meliputi tekanan darah, denyut jantung, laju pernapasan, dan suhu tubuh. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan kandungan, termasuk pemeriksaan Leopold. Setelah itu, dokter juga mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti 1. Tes darah Pemeriksaan darah lengkap merupakan salah satu jenis tes darah yang rutin dilakukan dokter ketika melakukan pemeriksaan kehamilan. Tujuannya adalah untuk mendeteksi kelainan yang mungkin dialami ibu hamil atau janin. Selain pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan yang juga dilakukan dalam tes darah adalah Tes golongan darah Tes golongan darah bertujuan untuk mengetahui golongan darah dan rhesus ibu hamil, guna mengantisipasi kemungkinan adanya perbedaan rhesus antara ibu dengan janinnya. Bila hasil tes darah menunjukkan bahwa Bumil memiliki rhesus negatif dan janin memiliki rhesus positif, maka ada risiko untuk terjadi inkompatibilitas rhesus. Pada kehamilan kedua, kondisi ini dapat menyebabkan anemia akibat pecahnya sel darah anemia hemolitik pada janin. Pemecahan sel darah merah yang berlebihan juga dapat menyebabkan bayi mengalami penyakit kuning jaundice. Tes hemoglobin Hb Hemoglobin atau Hb adalah protein di dalam sel darah merah yang bertugas untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh dan mengangkut karbon dioksida dari seluruh tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru. Ibu hamil perlu menjalani tes Hb untuk mendeteksi apakah kadarnya berada pada rentang normal atau justru rendah. Kadar Hb yang rendah atau anemia selama kehamilan paling sering disebabkan oleh kekurangan zat besi. Zat besi merupakan komponen utama pembentuk hemoglobin. Anemia selama kehamilan berisiko menyebabkan terjadinya kelahiran prematur, keguguran, berat badan lahir rendah, dan perdarahan postpartum. Oleh karena itu, ibu hamil yang mengalami anemia perlu mendapatkan penanganan untuk mencegah komplikasi yang telah disebutkan di atas. Tes gula darah Tes gula darah bertujuan untuk mendeteksi apakah ibu hamil mengalami diabetes kehamilan diabetes gestasional atau tidak. Ibu hamil lebih berisiko untuk menderita diabetes selama hamil bila mengalami obesitas, memiliki riwayat diabetes di keluarga atau pada kehamilan sebelumnya, berusia lebih dari 35 tahun saat hamil, atau menderita PCOS sebelumnya. Tes skrining penyakit infeksi Tes ini dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat penyakit infeksi pada ibu hamil. Beberapa penyakit yang perlu di skrining selama kehamilan adalah hepatitis B, sifilis, HIV, dan TORCH. Penyakit-penyakit tersebut perlu dideteksi sejak dini untuk mencegah komplikasi pada janin. Tes genetik Tes genetik diperlukan untuk mendeteksi kelainan genetik pada Bumil yang bisa menurun pada janin, misalnya thalasemia. Selain itu, tes genetik juga diperlukan untuk mengetahui sejak dini apakah janin yang dikandung mengalami kelainan genetik atau tidak. Beberapa kelainan genetik yang bisa dideteksi sejak kehamilan adalah sindrom Down, sindrom Klinifelter, dan hemofilia. Pemeriksaan genetik bisa dilakukan dengan mengambil sampel cairan ketuban amniocentesis atau sampel darah janin fetal blood sampling. 2. Tes urine antenatal Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel urine Bumil. Tes urin bertujuan untuk mendeteksi apakah ibu hamil mengalami gangguan tertentu, seperti preeklamsia, infeksi saluran kemih, atau diabetes. 3. Ultrasonografi USG Untuk memastikan Ibu hamil dan janin berada dalam kondisi yang sehat, perlu dilakukan pemeriksaan USG. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan minimal 3 kali selama masa kehamilan yang masing-masing bisa dilakukan pada Trimester pertama Pemeriksaan USG pada trimester pertama atau usia kandungan sekitar 10–14 minggu bertujuan untuk memastikan usia kehamilan dan melihat apakah sudah terbentuk kantong kehamilan. USG yang dilakukan pada terimester pertama juga berguna untuk memastikan tidak terjadinya kehamilan di luar rahim atau kehamilan ektopik. Trimester kedua Jika tidak ada masalah, umumnya pemeriksaan USG bisa dilakukan kembali saat usia kehamilan sudah berada di trimester kedua atau minggu 18–20. Pemeriksaan USG pada trimester ini dilakukan untuk mengetahui jumlah janin yang berkembang, termasuk ada tidaknya kehamilan kembar, posisi plasenta, jenis kelamin janin, dan perkembangan janin secara keseluruhan. Trimester ketiga Pemeriksaan USG trismester ketiga atau pada usia kehamilan 28–42 minggu dilakukan untuk memastikan posisi janin di dalam rahim, kondisi cairan ketuban, letak plasenta, seperti plasenta letak rendah atau plasenta previa, dan pertumbuhan serta taksiran berat badan janin. Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan secara teratur agar kesehatan Bumil dan janin dapat terus terpantau. Oleh karena itu, usahakan untuk tidak melewatkan jadwal pemeriksaan kehamilan, ya. Selain rutin menjalani pemeriksaan kehamilan, terapkan juga pola makan sehat, konsumsi vitamin prenatal sesuai anjuran dokter, minum air putih yang cukup, lakukan olahraga ringan secara rutin, dan istirahat yang cukup agar kehamilan Bumil tetap sehat sampai hari persalinan nanti. Menjelang persalinan, ada banyak hal yang perlu Mama ketahui dan persiapkan. Apa saja ya?Trimester ketiga merupakan fase kehamilan yang paling ditunggu-tunggu oleh para calon mama. Ada rasa bahagia, deg-degan serta rasa tak sabar yang melebur menjadi fase menandai semakin dekat waktu Mama bertemu dengan sang buah hati, namun disaat yang bersamaan, semakin risau pula Mama menghadapi proses trimester ketiga ini dokter kandungan biasanya akan meminta calon mama untuk melakukan pemeriksaan sedikitnya dua kali dalam intensitas pemeriksaan akan berubah menjadi seminggu sekali ketika usia kehamilan Mama menginjak usia 36 fase ini, kemungkinan Mama akan menjalani beberapa tes untuk mengetahui perkembangan serta kondisi janin di dalam apa saja ya yang akan dijalani di trimester akhir ini?1. Pemeriksaan kesehatan mamaFreepik/ seperti pemeriksaan yang rutin dilakukan setiap bulan, pada kunjungan dokter di trimester ketiga ini Mama juga akan menjalani sejumlah pemeriksaan rutin seperti berat badan dan tekanan ragu untuk memberitahukan dokter segala keluhan yang Mama rasakan selama kehamilan. Untuk mengatasi rasa nyeri yang umumnya muncul di area punggung hingga panggul, dokter biasanya menyarankan Mama untuk latihan kegel guna memperkuat otot dasar panggul sekaligus mengurangi inkontinensia urine rembesan air seni saat batuk atau bersin.2. Pemeriksaan tekanan darah calon mamaPixabay/StevepbSaat memasuki trimester ketiga, dokter akan lebih intens memantau tekanan darah Mama. Pasalnya, di trimester ketiga ibu hamil rentan mengalami peningkatan tekanan darah hipertensi yang berujung pada gejala darah 140/90 atau meningkat 30 sistolik angka atas atau 15 diastolik angka bawah merupakan tanda-tanda terjadinya preeklamsia dan diperlukan tes urin guna menegakkan mama dinyatakan positif mengalami preeklamsia apabila hasil tes urin menunjukkan peningkatan proteinuria signifikan +2 atau lebih. Jika masih tergolong preeklamsia ringan, dokter biasanya akan terus melakukan observasi dan meresepkan vitamin atau obat untuk menurunkan tekanan jika hasil tes urin menyatakan kondisi preeklamsia yang diderita Mama cukup berat, maka kemungkinan persalinan akan segera dilakukan jika usia kehamilan sudah dirasa cukup dan tidak ada masalah dengan kondisi Picks3. Pemeriksaan posisi janinUnsplash/Heather MountSelain melalui USG, pemeriksaan posisi janin biasanya dilakukan dengan maneuver Leopold, yakni meraba fundus atau puncak rahim mama, lalu meraba kedua sisi rahim serta bagian atas tulang panggul depan. Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui posisi janin, apakah posisinya sungsang, melintang atau siap memasuki jalan lahir. Hal ini menjadi parameter dokter untuk memperkirakan metode persalinan apa yang harus Pemeriksaan rongga minggu-minggu akhir jelang persalinan, dokter akan melakukan pemeriksaan rongga panggul untuk memastikan apakah panggul mama cukup luas untuk melakukan persalinan rongga panggul pada calon mama yang baru pertama kali hamil lebih sempit daripada yang pernah melahirkan Pemeriksaan mulut rahim serviks usia kehamilan sudah lewat dari tanggal perkiraan HPL, maka dokter akan memeriksa kondisi mulut rahim atau serviks mama. Apakah serviks sudah menipis, melembut dan membuka. Hal ini membantu dokter memutuskan apakah perlu melakukan induksi untuk mempercepat proses Pemeriksaan berat badan trimester ketiga, dokter akan lebih intens memantau berat badan janin. Hal ini dapat dilakukan melalui USG. Dokter akan menganjurkan Mama untuk mengatur pola makan dan membatasi konsumsi gula jika berat badan janin tergolong besar. Sebab, jika berat janin terlalu besar akan menimbulkan trauma persalinan dan beresiko mempersulit proses kelahiran untuk mengatur pola makan seimbang juga akan dianjurkan dokter jika berat janin diketahui rendah. Kemungkinan dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui penyebab berat janin Pemeriksaan CTGFreepik/pressfotoPemeriksaan CTG biasanya akan dilakukan menjelang persalinan. Ini supaya dokter atau bidan bisa terus memantau kondisi janin dengan mengukur denyut biasanya dokter akan lebih sering memantau menggunakan CTG apabila Mama memiliki kondisi yang dianggap membahayakan persalinan atau kesehatan janin, misalnya diabetes atau pemeriksaan diatas umum dilakukan pada calon mama saat memasuki trimester ketiga. Pasalnya, diperlukan persiapan yang matang untuk menghadapi proses persalinan. Mama tak perlu khawatir ya, sebab dokter tentu tau mana yang terbaik untuk kondisi Mama dan si juga Mengapa Jelang Persalinan Harus Dilakukan Cek CTG? Ini JawabannyaBaca juga 7 Makna di Balik Tendangan Bayi Dalam Kandungan